Arsip

Archive for the ‘kesehatan’ Category

Pemanfaatan Ekstrak Benalu Teh Sebagai Alternatif Antikanker (kode115)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Modernisasi menyebabkan terjadinya pergeseran jenis penyakit. Kalau dulu penyakit infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak, kini penyakit akibat usia lanjut dan proses degenerasi semakin menonjol. Kematian karena penyakti jantung koroner dan stroke makin meningkat, dan penyakit tumor atau kanker merupakan salah satu penyakti degenerasi yang juga ditakuti,  dikenal dua macam tumor, yaitu tumor jinak dan tumor ganas atau disebut dengan kanker. Tumor jinak tidak banyak mengganggu, dan pertumbuhannya lambat. Sebaliknya tumor ganas, karena pertumbuhannya sangat cepat dan tidak terkendali, maka ia akan sangat mengganggu, dapat menyebar ke organ-organ lain, dan menyebabkan kematian.
Kanker adalah penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat manyerang siapa saja dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang dalam perkembangannya berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menimbulkan kematian.
Hingga saat ini kata kanker telah memberikan kesan dibenak setiap orang akan suatu penderitaan hebat yang mengerikan. Malahan dikalangan penderita dan keluarganya, diagnosa kanker merupakan suatu vonis mati, walaupun sebenarnya tidak selalu demikian halnya.
Benalu (scurrula) yang tadinya hanya dikenal sebagai tanaman pengganggu atau parasit pada tanaman lain setelah diketahui kandungannya akan senyawa antikanker ternyata berpotensi sebagai antikanker. Senyawa yang terkandung dalam benalu dan kemungkinan beraktivitas antikanker adalah flavonoid, tanin dan asam amino (Anonim, 1996). Kuersetin merupakan senyawa flavonoid utama yang terkandung dalam benalu tersebut (Anonim 1996; Hegnauer, 1966; Jamilah, 2003).
Flavanoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Flavonoid telah menunjukan perannya sebagai antioksidan, antimutagenik, antineoplastik dan aktifitas vasodilatator (Miller, 1996). Menurut Lamson, et al. (2000) kuersetin (3,3’,4’,5,7-pentahydroxyflavone) termasuk molekul yang banyak ditemukan di alam. Kuersetin merupakan suatu aglikon yang apabila berikatan dengan glikonnya akan menjadi suatu glikosida. Senyawa ini dapat beraksi sebagai antikanker pada regulasi siklus sel, berinteraksi dengan reseptor estrogen (ER) tipe II dan menghambat enzim tirosin kinase. Kuersetin juga memiliki aktivitas antioksidan yang dimungkinkan oleh komponen fenoliknya yang sangat reaktif. Kuersetin akan mengikat spesies radikal bebas sehingga dapat mengurangi reaktivitas radikal bebas tersebut.

B.    Rumusan Masalah
1.    Apakah ekstrak benalu dapat digunakan sebagai antikanker?
2.    Apa yang terkandung dalam ekstrak benalu sehingga berpotensi sebagai antikanker?
3.    Bagaimana aktivitas senyawa dalam benalu sebagai antikanker ?

C.    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui apakah benalu dapat digunakan sebagai antikanker.
2.    Untuk mengetahui kandungan dalam ekstrak benalu sehingga berpotensi sebagai antikanker.
3.    Untuk mengetahui aktivitas senyawa dalam benalu sebagai antikanker.

D.    Manfaat Penelitian
1.    Menginformasikan kepada masyarakat tentang manfaat benalu yang berkhasiat mengurangi resiko kanker.
2.    Memperkaya bahan alternatife pengobatan kanker dari bahan alam.

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode115.zip?attredirects=0&d=1

Pelaksanaan Manajemen Keperawatan terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan di RS (kode114)

ABSTRAK

Manajemen sebagai proses untuk melaksanakan  pekerjaan melalui upaya orang lain, manajemen keperawaan suatu tugas yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencakan, mengorganisikan, menggarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber  daya manusia  atau pun dana, sehingga  dapat memberi pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Keperawatan merupakan  model profesional dalam memenuhi kebutuhan  dasar yang diberikan kepada individu  baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan  fisik, sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit  yang dimulai pada tanggal 24-27 Mei .populasi dalam penelitian ini adalah perawat-perawat  yang ada  di lantai I, III, IV dan V berjumlah 20 perawat yang diambi secara acak sampel dalam penelitian menggunakan tehnik porposive sampel yaitu perawat-perawat yang dinas pagi yang berada di lantai I, III, IV dan V di Rumah Sakit yang berjumlah 20 perawat. Instrumen yang digunakan   yaitu kuesioner  dalam  bentuk   tabel distribusi frekuensi. Dari hasil  penelitian yang diperoleh bahwa mayoritas  responden menyatakan bahwa yang  melaksanakan  manajemen  keperawatan di Rumah  Sakit  baik.  Hal tersebut dikarenakan manajemen keperawatan di rumah Sakit tersebut ditata, diatur dengan baik. Dengan demikian peneliti menyarankan kepada tim pelaksanaan manajemen  keperawatan agar tetap mempertahankannya atau lebih dtingkatkan lagi  apa yang ada sekarang ini.
Kata Kunci         : Manajemen Keperawatan, Mutu Pelayanan Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang
Istilah  manajemen  berasal dari kata management (bahasa Inggris) turun dari kata ”to Manage” yang artinya mengerus atau tata laksana. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara manager “orangnya” mengatur, membimbing dan memimpin semua orang  yang menjadi pembantunya  agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen  juga dapat diartikan lagi proses perencanaan, pengorganisasiaan, pengarahan dan pemantaun berbagai upaya dari anggota, organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen  diartikan secara singkat  sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Sedangkan  manajemen keperawatan sendiri diartikan secara singkat sebagai proses  pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan. Pengobatan dan rasa  aman  kepada pasien, keluarga, masyarakat. (Syafruddin, SKM. M. Kes. 2009)
Manajemen keperawatan adalah suatu  tugas khusus yang  harus dilaksanakan oleh pengelola  keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, atau pun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif. Baik kepada pasien keluarga dan masyarakat. (Suyanto, SKP. M. Kep 2008)
Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi  kebutuhan dasar yang diberikan kepada  indivudi baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan, fisik, psikis, sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. (Nursalam, 2009)
Mutu adalah meurpakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen  baik internal maupun eksternal. (Al Azzap, 2009)
Pelayanan keperawatan  adalah merupakan bantuan yang diberikan kepada individu  yang sedang sakit untuk dapat memenuhi kebutuhannya, sebagai makhluk hidup yang  beradaptasi terhadap stress dengan menggunakan potensi yang ada pada diri individu  itu sendiri.
 Rumah  sakit merupakan suatu tempat untuk melaksanakan upaya peningkatan kesehatan, mencegah  dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan. Masyarakat telah menganggap bahwa rumah sakit  adalah harapan terakhir bagi orang  yang sedang sakit. Bahkan ada sebagian masyarakat  yang berperilaku untuk segera berobat kerumah sakit hanya jika mereka menderita suatu penyakit tertentu. Peningkatan mutu sebagai salah satu upaya merupakan tujuan dasar dari pelayanan keperawatan, yakni melindungi pasien, tenaga kesehatan dan organisasi tersebut. Adapun perubahan sosial budaya  masyaraka dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan  pengetahuan demikian cepat. Serta diikuti oleh tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, mengharuskan sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri  secara terus menerus seiring dengan perkembangan yang ada  pada masyrakat tersebut. Oleh sebab itu setiap rumah sakit maupun puskesmas seharusnya meningkatkan penampilan masing-masing secara terencana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan  masyarakat agar dapat terus berkembang. (M. Fais Satrianegara, 2009)
Hal yang  membuat peneliti tertarik dalam mengambil judul “Pelaksanaan Manajemen Keperawatan  terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan” bahwasanya keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapatkan prioritas  utama dalam  meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya di negara kita Indonesia.

1.2.    Rumusan  Masalah
Dari latar belakang didapatkan perumusan masalah yaitu bagaimana “Pelaksanaan Manajemen Keperawatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan di R.S.U.

1.3.    Tujuan Peneliti
1.3.1.    Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Pelaksanaan Manajemen Keperawatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan  Keperawatan di R.S.U .
1.3.2.    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen keperawatan berdasarkan proses
2.    Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen keperawatan berdasarkan prinsif
3.    Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen keperawatan berdasarkan kerangka konsep dan pilosofi
4.    Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen keperawatan berdasarkan fungsi
5.    Untuk mengetahui peningkatan mutu pelayanan keperawatan berdasarkan strategi

1.4.    Manfaat Penelitian
1.    Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat digunakan mengevalusi manajemen keperawatan yang sudah  ada  dengan maksud untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan  mutu pelayanan  keperawatan di R.S.U. .
2.    Bagi Institusi
Sebagai informasi /  sumber bacaan di perpustakaan  Akper  .dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan agar lebih baik  kedepan khususnya dalam  bidang manajemen keperawatan
3.    Bagi Peneliti Sendiri
Sebagai ilmu pengetahuan dan tambahan ilmu khususnya dibidang keperawatan tentang   pelaksanaan  manajemen  keperawatan di R.S.U .
4.    Bagi Penelitian Lainnya
Sebagai masukan bagi peneliti lainnya yang ingin  meneliti tentang  penelitian yang berkaitan dengan ”Pelaksanaan  manajemen keperawtan terhadap peningkatan  mutu pelayanan keperawatan di Rumah  Sakit.
Perawat dituntut selalu  melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etika. Hal ini berkaitan dengan  tuntutan  profesi dan tuntutan global. Mengingat setiap  perkembangan  dan perubahan memerlukan pengelolaan yang profesional setiap mempertahankan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
(Nursalam, 2009)
Berdasarkan  latar belakang diatas penulis tertarik mengambil ”Pelaksanaan Manajemen Keperawatan Terhadap Peningkatan Mutu  Pelayanan Keperawatan di R.S.U. .

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode114.zip?attredirects=0&d=1

Motivasi Remaja dalam Melakukan Tindakan Sadari Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Kanker Payudara di Akademi (kode112)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kanker payudara disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalm kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. (Suryaningsih, 2009).
Kanker payudara dapat menyerang siapa saja, terutama kaum perempuan. Di Asia, sebenarnya insiden kanker payudara masih rendah : 20 kasus baru di antara 100.000 penduduk.
Amerika Serikat dan negara maju jauh lebih tinggi yaitu 100 kasus baru per 100.000 penduduk dan sekitar 40.000 akan meninggal akibat penyakit ini. (www.google.com).
Penderita kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan dengan penemuan kasus baru 22,7 pasien dan jumlah kematian 14 persen per tahun dari seluruh penyakit kanker yang  diderita perempuan di dunia.
Insiden kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan. Tetapi berdasarkan data globoon, IARC 2002, didapatkan estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan. (www.kompas.com).
Di negara berkembang, setiap tahunnya lebih dari 580.000 kasus kanker payudara ditemukan. Kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Data WHO (World Health organization) menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun.
Kehidupan saat ini dipenuhi oleh bahan-bahan yang kemungkinan dapat memicu kanker payudara seperti makanan dengan kandungan bahan kimia atau zat-zat adituf yang berbahaya dan penggunaan alat KB hormonal yang tidak terkontrol dengan baik.
Para wanita bisa mencegah terjadi penyakit berbahaya itu dengan mengadakan deteksi awal. Para wanita bisa melakukan pencegahan dengan cara SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) atau dalam bahasa Inggris disebut breast self-exam ini penting, karena 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. (www.google.com)
Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti di Akademi Keperawatan khusus pada mahasiswa 5 orang, ditemukan adanya benjolan pada payudara. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Motivasi Remaja Untuk Melakukan Tidakan Sadari Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Kanker Payudara di Akademi Tahun ”.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang masalah bagaiaman Motivasi Remaja Untuk Melakukan Tidakan Sadari Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Kanker Payudara di Akademi Tahun ”.

1.3    Tujuan
1.3.1    Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana Motivasi Rejama Dalam Melakukan Tindakan Sadari.
1.3.2    Tujuan Khusus
1. Bagaimana Motivasi Remaja Dalam Melakukan Tindakan Sadari di
Akademi berdasarkan yang dipelajari (keingintahuan).
2. Bagaimana Motivasi Remaja Dalam Melakukan Tindakan Sadari di Akademi berdasarkan pengetahuan (kognitif).
3. Bagaimana Motivasi Remaja Dalam Melakukan Tindakan Sadari di Akademi berdasarkan ekspresi diri

1.4    Manfaat Penelitian
a.    Bagi Kaum Remaja
Meningkatkan pengethauan remaja dalam melakukan tindakan sadari dan sebagai masukan bagi remaja bahwa motivasi dapat mendorong remaja untuk mengambil sikap ataupun keputusan.
b.    Bagi Instansi Pendidikan
Dalam menyediakan bahan makanan hendaklah bahan makanan yang mengandung gizi yang baik untuk kesehatan serta menghindari dari berbagai macam penyakit seperti Ca. Mammae.
c.    Manfaat Bagi Institusi
Hasil penelitian yang dapat digunakan untuk masukan dan referensi di dalam pustaka.
d.    Bagi Peneliti
–    Merupakan pengalaman belajar dalam melaksanakan riset keperawatan dan dapat mengetahui informasi yang diperlukan sehingga dengan memotivasi remaja untuk melakukan tindakan sadari dan menambah pengetahuan tentang cara pencegahan dan pendeteksi dini Ca. Mammae.
–    Merupakan salah satu syarat untuk lulus program Kebidanan Keperawatan Kedokteran.

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode112.zip?attredirects=0&d=1

Kinerja Puskesmas dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (kode111)

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dalam rangka konsep penyusunan strategi peningkatan kinerja, maka langkah yang akan dilakukan adalah mengembangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, terutama mengantisipasi perkembangan lingkungan internal maupun eksternal sebagai konsekwensi dari perkembangan era globalisasi dan penerapan liberalisasi ekonomi.
Tujuan organisasi yang telah ditetapkan wring tidak dapat diraih sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dikarenakan tidak lain terjadinya gejolak dan kekisruhan ataupun perubahan yang terjadi pada lingkungan. Organisasi publik maupun privat didirikan tentu saja dengan tujuan yang berbeda-beda. Tujuan yang ditetapkan oleh suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh visi dan misi serta nilai¬-nilai yang ada dalam organisasi tersebut, oleh karenanya tujuan organisasi yang baik akan merefleksikan orientasinya pada visi dan misi organisasi.
Seperti halnya kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat maka perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius terutama yang berkaitan dengan SDM (sumber daya manusia) yang bekerja pada organisasi tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi pencapaian tujuan organisasi maka dituntut kesadarannya, profesionalisme, kedisiplinan dan kinerja yang setinggi mungkin sehingga roda organisasi dapat berjalan dengan efektif dan efesien.
Dalam kaitannya hal tersebut diatas, maka untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sehat 2010 yang memuat harapan agar penduduk Indonesia memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata serta berkesinambungan. Walaupun demikian, berbagai fakta menyadarkan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata itu masih jauh dari harapan masyarakat dan membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapainya. (Anonim, 2003 :1).
Berkaitan dengan pentingnya aspek kesehatan dalam rangka pembangunan nasional yang disesuaikan pada kondisi sosial budaya dan geografis penduduk Indonesia, maka pada bulan November 1967 Pemerintah Republik Indonesia merumuskan program kesehatan terpadu sesuai dengan kondisi social dan kemampuan rakyat Indonesia yang dinamakan dengan PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai suatu pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu dan menyeluruh dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
Dewasa ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air dan bahkan untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas Induk dibantu oleh Puskesmas pembantu dan Puskesmas Keliling. Tercatat pada tahun 2002 jumlah Puskesmas diseluruh Indonesia adalah 7.277 unit dan Puskesmas Pembantu sebanyak 2L587 unit serta Puskesmas Keliling 5.084 unit (perahu 716 unit dan Ambulance 1.302). (Warta Kesehatan Indonesia Edisi Oktober 2002)
Adapun jumlah Puskesmas yang ada di seluruh Wilayah Sulawesi Tenggara sebanyak 148 unit yang tersebar disemua kecamatan. Khususnya di kecamatan Kabupaten terdapat I Puskesmas Induk dan memiliki 7 Puskesmas pembantu dan 4 buah Polindes serta 23 Posyandu yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan .Dan salah satu Puskesmas induk yang terdapat di kecamatan adalah Puskesmas yang terdapat di kelurahan yang juga Ibu kota Kecamatan .(Arsip Puskemas 2004-2005).
Permasalahan yang kemudian muncul adalah aksebilitas, mutu pelayanan dan pemanfaatan Puskesmas serta kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya di Kecamatan serta cakupan kegiatan program pelayanan kesehatan pada masyarakat seluruhnya belum optimal dan terlaksana sesuai apa yang diharapkan, ini bisa dilihat dari bulan Februari – Maret 2006 jumlah pasien/pengunjung yang berobat di Puskesmas sebanyak 155 orang, kondisi ini menunjukan bahwa pemanfaatan Puskesmas sebagai rumah berobat masyarakat khususnya di Puskesmas masih sangat minim, masyarakat cenderung menggunakan tenaga dukun/ medis tradisional. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (1). Kemampuan SDM (2). Kemampuan biaya (3). Ketersediaan sarana dan prasarana (4). Penempatan serta distribusi tenaga kesehatan. (Arsip pengunjung/pasien  Puskesmas Februari – Maret 2006).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas yang dikaitkan dengan dasar pentingnya kinerja Puskesmas dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Maka peneliti terdorong untuk melakukan kajian penelitian dengan judul penelitian : Kinerja PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Studi Puskesmas Kecamatan Kabupaten .

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang akan ditelaah dan dikaji adalah masih kurang optimalnya peranan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, agar penelitian ini lebih terarah dalam mengkaji masalah tersebut maka peneliti merumuskan pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana Kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat?.

C.    Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.
2.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a.    Sebagai bahan masukan bagi pemerintah khusunya Dinas Kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
b.    Sebagai bahan masukan bagi para petugas medis/kesehatan khususnya petugas Puskesmas untuk meningkatkan tugas dan tanggungjawabnya sebagai petugas kesehatan serta dapat mencari langkah-¬langkah konkrit untuk peningkatan/perbaikan mutu pelayanan Puskesmas .
c.    Sebagai bahan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode111.zip?attredirects=0&d=1

Karakteristik Wanita dengan Kanker Payudara Di Rumah Sakit (kode110)

Karakteristik Wanita Dengan Kanker Payudara di Rumah Sakit

ABSTRAK

Kanker payudara adalah suatu penyakit Neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma dimana sel telah kehilangan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Masalah kanker payudara juga ditandai dengan tingginya mortalitas, untuk itu tingginya kematian kanker payudara berhubungan dengan keterlambatan diagnosis. Beberapa data menunjukkan bahwa > 50% pasien datang dalam stadium lanjut (stage III dan IV). DiIndonesia angka kejadian kanker payudara diperkirakan 26 per 100.000 perempuan.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik wanita dengan kanker payudara di Rumah Sakit Periode  jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari Medical record dengan total sampling yaitu sebanyak 40 orangDari hasil peneliti diketahui bahwa penderita kanker payudara dipengaruhi oleh faktor umur, paritas, pekerjaan dan faktor penyebab. Penderita kanker payudara berdasarkan umur mayoritas ditemukan umur 41 – 46 tahun sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas pada umur 71 – 76 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5%). Berdasarkan paritas mayoritas penderita kanker payudara ditemukan pada paritas multipara sebanyak 37 orang (92,5%) dan minoritas ditemukan pada wanita primipara yaitu sebanyak 1 orang (2,5%). berdasarkan pekerjaan mayoritas ditemukan pada jenis pekerjaan IRT yaitu sebanyak 17 orang (42,5%) dan minoritas ditemukan wanita bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 9 orang (22,5%. Berdasarkan faktor oenyebab pada wanita mayoritas ditemukan riwayat keluarga  atau faktor genetik yaitu sebanyak 12 orang (30%). Dan minoritas ditemukan pada penggunaan hormon yaitu sebanyak 1 orang (2,5%) Berdasarkan hasil penelitian diatas diharapkan kepada tenaga kesehatan agar kiranya lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam upaya deteksi secara dini kanker payudara dan memberikan asuhan kebidanan kepada para wanita mengenai pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Kata Kunci        : Kanker Payudara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang  
    Kanker payudara adalah suatu penyakit Neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma dimana sel telah kehilangan pengendalian mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
    Masalah kanker payudara juga ditandai dengan tingginya mortalitas, untuk itu tingginya kematian kanker payudara berhubungan dengan keterlambatan diagnosis, beberapa data menunjukkan bahwa lebih dari 50% pasien datang dalam stadium lanjut (stage III dan IV). Keterlambatan pengobatan, Bila seorang wanita yang terkena kanker payudara dan pada awalnya wanita tersebut tidak mengacuhkannya sehingga keadaannya semakin parah bahkan sampai pada stadium lanjut dan pada akhirnya deteksi dini dan penanganan kanker payudara menjadi terlambat. tingginya mortalitas ini tidak hanya disebabkan oleh keterlambatan kemampuan pengobatan dirumah sakit tetapi lebih disebabkan oleh faktor – faktor pasien itu sendiri seperti : keterlambatan pengobatan, keterlambatan ekonomi (kebanyakan masalah sosial ekonomi rendah) serta rendahnya pengetahuan tentang kanker payudara dan kematian biasanya tidak langsung disebabkan oleh kanker payudara itu sendiri tetapi karena kanker payudara mempunyai metastasis yang cepat dan jauh (Quik metastasis) misalnya paru – paru dan tulang (Dr. MN. Bustan. 2007).
    Menutut Moningkey dan kodim, penyakit spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terjadinya kanker payudara yaitu :
1.    Faktor reproduksi
2.    Pengunanaan hormon
3.    Penyakit fibrokistik
4.    Obesitas
5.    Konsumsi lemak
6.    Radiasi
7.    Riwayat keluarga dan faktor genetik
    (Astana, 2009).
    Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak ditemui dinegara – negara yang sedang berkembang, menurut WHO menyebutkan 8 – 9% wanita akan mengalami kanker payudara dalam hidupnya (Cyntia, 2009). Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika terdapat 212.920 kasus baru kanker payudara pada wanita dengan 40.970 kasus kematian pada wanita (Anonimc, 2006)  (Kumalasari, http://www. Mediasehat.,com/utama 2007-php
    Walaupun belum ada data statistic yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker lainnya pada wanita, baik menurut penyelidikan bagian patologi Universitas Indonesia (Prof. Soetomo Tjokronegoro).
    Berdasarkan system informasi Rumah sakit tahun 2007 kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap diseluruh rumah sakit di Indonesia (16,5%) kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per100.000 perempuan. (Sudarianto. 2010). (http://berita .kapan lagi-com/pernik/kasus kanker-payudara-masih-tertinggi.html
    Menurut prevalensi data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2007  kejadian kanker payudara sebanyak 8.227 kasus atau 16,5% dan kanker leher rahim 5.786 kasus atau11,78% “katanya,di Sumatera utara,kamis 4/2/2010.
Media Simatea Utara Com/READ/2010/02/04/121138/71/14/Kanker Payudara Masih-Dominan.
    Berdasarkan survey awal yang dilakukan di ruang rekam medik Rumah Sakit tentang kasus wanita dengan kanker payudara periode yaitu 40 jumlah kasus.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahan yaitu Bagaimana Karakteristik Wanita Dengan Kanker Payudara di Rumah Sakit yaitu Periode

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui distribusi karakteristik wanita dengan kanker payudara dan penyebabnya pada pasien dengan kanker payudara di Rumah Sakit Periode
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui Distribusi Karakteristik Wanita dan Kanker Payudara berdasarkan umur di Rumah Sakit periode
2.    Untuk mengetahui Distribusi Karakteristik Wanita dan Kanker Payudara berdasarkan paritas di Rumah Sakit periode
3.    Untuk mengetahui Distribusi Karakteristik Wanita dan Kanker Payudara berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit periode

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Pihak RSU
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya dengan kasus kanker payudara
1.4.2    Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan Harapan Mama Kabupaten Deli Serdang
1.4.3    Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang karakteristik wanita dengan kanker payudara di Rumah Sakit Periode

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode110.zip?attredirects=0&d=1