Arsip

Archive for the ‘kti skripsi kedokteran’ Category

Analisis Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (kode149)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangan tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Gangguan gizi yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya, sehingga perlu mendapatkan perhatian {Supariasa, 2002).
Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1457/ MENKES/ SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di sebutkan bahwa pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu dari kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.
Kegiatan Pemantauan Pertumbuhan Balita dapat dilihat dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, dimana balita yang sehat tiap bulan naik berat badannya. Untuk mengetahui keadaan balita sehat, maka perlu ditimbang setiap bulannya di Posyandu atau tempat pelayanan kesehatan lainnya (Soetjiningsih, 1995)
Tahun 2008 di Jawa Barat, cakupan B/S belum memenuhi target yaitu 78,3% dari target 80% dan tahun 2008 di Indonesia, cakupan D/S 71,0% dari yang ditargetkan 80% (http://www.penimbangan.net).
Di Kabupaten tahun, hasil penimbangan balita dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1
Cakupan Penimbangan Balita Per Puskesmas diKabupaten
Berdasarkan tabel di atas, cakupan penimbangan balita di Kabupaten belum memenuhi target. Hal ini dapat dilihat dari hasil pencapaian cakupan penimbangan balita sebesar 72.26% dari yang ditargetkan 80%. Dari 29 Puskesmas di , UPTD Puskesmas merupakan Puskesmas yang pencapaian cakupan penimbangan balita paling kecil yakni 55.70 dari target 80%.
Sedangkan di UPTD Puskesmas tahun , hasil penimbangan balita dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 1.2
Cakupan Penimbangan Balita Per Desa di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas
Berdasarkan tabel di atas, cakupan D/S di wilayah kerja UPTD Puskesmas belum memenuhi target. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian cakupan penimbangan balita sebesar 55.70% dari target 80%. Berdasarkan studi pendahuluan, rendahnya cakupan D/S di objek penelitian antara lain disebabkan beberapa factor yaitu masih rendahnya pendidikan ibu, pengetahuan ibu, keaktifan kader, dan penyuluhan tenaga kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tahun ”.

1.1    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah belum diketahuinya analisa cakupan penimbangan balita di Posyandu UPTD Puskesmas tahun .

1.2    Ruang Lingkup Penetitian
Ruang lingkup penelitian ini adatah variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini variahel bebasnya pendidikan ibu, Pengetahuan ibu, keaktifan kader dan penyuluhan tenaga kesehatam. Sedangkan variabel terikatnya cakupan penimbangan batita dan Posyandu. Subjek penelitian ini adalah seluruh balita yang ada di Posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas tahun yang berjumlah 66 balita, penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli-September di UPTD Puskesmas Kabupaten .Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan kuesioner. Metode penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional.

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisa cakupan penimbangan balita di Posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas tahun .
1.3.2    Tujuan Khusus
1.3.2.1    Diketahuinya gambaran cakupan penimbangan balita di Posyandu UPTD Puskesmas tahun .
1.3.2.2    Diketahuinya gambaran pendidikan tentang penimbangan balita di Posyandu UPTD Puskesmas tahun .
1.3.2.3    Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang penimbangan balita di Posyandu UPTD Puskesmas tahun .
1.3.2.4    Diketahuinya gambaran keaktifan kader tentang penimbangan balita di Posyandu UPTD Puskesmas tahun .
1.3.2.5    Diketahuinya gambaran penyuluhan tenaga kesehatan di Posyandu UPTD Puskesrnas tahun
1.3.2.6    Diketahuinya hubungan pendidikan dengan penimbangan balita di Posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas tahun .
1.3.2.7    Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan penimbangan balita di Posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas tahun .
1.3.2.8    Diketahuinya hubungan keaktifan kader dengan penimbangan balita di Posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas tahun .
1.3.2.9    Diketahuinya hubungan penyuluhan tenaga kesehatan dengan penimbangan balita di Posyandu wilayah kerja UPTD Puskesmas tahun .

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti terutama untuk menambah wawasan dalam hal mengetahui analisa cakupan penimbangan balita di Posyandu serta menjadi suatu kesempatan yang berharga bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masih kuliah.
1.4.2    Bagi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dokumentasi pada perpustakaan Program Studi D III Kebidanan STIKes, serta dapat dikembangkan lebih luas dalam penelitian selanjutnya.
1.4.3    Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan informasi secara objektif tentang aoalisa cakupan penimbangan balita di Posyandu, sehingga menjadi pedoman dalam meningkatkan kualitas posyandu serta meningkatkan pemanfaatan posyandu oleh masyarakat yang di dukung oleh kualitas tenaga kesehatan.
1.4.4    Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan informasi untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di Posyandu dalam rangka meningkatkan cakupan penimbangan balita.

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode149.zip?attredirects=0&d=1

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di SMU (kode147)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu periode rentan kehidupan manusia yang sangat kritis karena merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Pada tahap ini sering kali remaja tidak menyadari bahwa suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja akan mengalami suatu perubahan baik fisik, emosional maupun sosial (Dianawati, 2003: 25).
Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan fisik maupun perubahan biologis yang dalam perkembangan selanjutnya berada dibawah kontrol hormon-hormon khusus. Pada wanita, hormon-hormon ini bertanggung jawab atas permulaan proses ovulasi dan menstruasi, juga pertumbuhan payudara. Pada masa ini sudah seharusnya para remaja putri mulai memperhatikan perubahan yang ada pada dirinya, juga halnya dengan payudara dan kesehatanya. Maka tidak aneh jika dikatakan bahwa kitalah orang pertama yang paling mungkin menemukan benjolan pada payudara kita, bagaimanapun juga, kitalah satu-satunya yang paling mengenal tubuh kita. Payudara merupakan estetika kaum wanita dan daya tarik seksual yang utama sejak dahulu kala didalam bermacam-macam masyarakat, payudara wanita merupakan fokus obyek seni. Tetapi dijaman dan kebudayaan beberapa tahun belakangan ini ada sambutan hangat terhadap pemberian ASI dengan segala keuntunganya bagi ibu maupun bayinya. Dengan seluruh aktifitas didalam payudara sehubungan dengan perkembangan dalam kehidupan seorang wanita dan juga perubahan siklus yang biasa disebabkan oleh periode menstruasi teratur, sebaiknya semua wanita bermawas diri terhadap masalah yang mungkin timbul pada payudara mereka, sebaiknya pemeriksaan dapat dimulai dari waktu remaja dan pemeriksaan yang rutin dan teratur untuk mendeteksi tanda-tanda dini persoalan payudara merupakan kebiasaan yang sangat baik yang harus dilakukan sejak dini. Seorang remaja putri dapat memeriksa payudara sendiri (SADARI) pada saat mandi dengan menggunakan jari-jari tangan sehingga dapat menentukan benjolan pada lekukan halus payudaranya. Bagi banyak wanita kejadian sangat mengejutkan pada waktu sebuah benjolan sudah nampak dengan jelas, kemungkinanya adalah bahwa benjolan tersebut adalah kanker, maka seseorang mungkin telah kehilangan waktu yang berharga untuk memulai pengobatan sedini mungkin. Jadi jalan yang paling bijaksana adalah memeriksa payudara kira secara teratur pada selang waktu yang tertentu pula. Dengan cara ini, kelainan yang terkecil sekalipun dapat ditemukan dan langkah-langkah aktif untuk perngobatan dapat dimulai sedini mungkin (Gilbert, 1996: 41).
Di dunia, kematian akibat kanker diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun 2,3 juta diantaranya ditemukan dinegara berkembang, sedangkan jumlah penderita baru sekitar 3,9 juta pertahun dan terdapat dinegara berkembang sekitar 3 juta (Hidayati, 2001: 195).
Di negara maju insiden kanker payudara 87 per 100.000, angka kematianya kira-kira 27 per 100.000 (Tambunan 1995 : 26). Diantara tumor ganas ginekologi kanker payudara menduduki tempat nomor 2 dari insiden semua tipe kanker di Indonesia. Data terbaru berdasarkan penelitian pada 13 laboratorium patologi anatomi di Indonesia menempatkan kanker serviks diurutan pertama dengan per evaluasi 18,62% disusul kanker payudara 11,22% dan kanker kulit 8,03% (Hidayati 2001 : 197). Secara statistik di Amerika dan juga di Indonesia 95% dari semua tumor / kanker payudara ditemukan oleh penderita itu sendiri (Ramli, 2000 : 75).
Dewasa ini di Indonesia penyakit kanker dirasakan semakin menonjol, hal ini dapat dilihat dari sebagai laporan rumah sakit yang menyebutkan penyakit kanker cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada usia produktif. Survei kesehatan rumah tangga (SKRT) menunjukan proporsi penyebab kematian karena kanker semakin meningkat dari 1,3% pada tahun 1976 menjadi 3,4% pada tahun 1980, 4,3% pada tahun 1986 dan 4,8% pada tahun 1992.
Kira-kira sepertiga dari penyakit kanker dapat ditemukan cukup dini untuk dapat disembuhkan. Di bagian bedah FKUI/RSCM selama tahun 1971 – 1978 dari 735 kasus penderita payudara 267 (40%) masih merupakan kasus yang dapat dioperasi. Selama tahun 1988 sampai dengan 1996 dari 566 kasus kanker payudara 185 (32,6%) masih menunjukan kasus-kasus yang operable. Berdasarkan data pra survei berupa pertanyaan lisan yang dilakukan oleh peneliti dengan 20 siswa perempuan di SMUN1 tentang masalah SADARI terdapat 18 orang siswi perempuan yang belum mengetahuinya. Persoalanya adalah bagaimana cara memasyarakatkan SADARI sejak mulai remaja untuk mendetekasi segala kelainan/keganasan pada payudara. Oleh sebab itu penulis berminat untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswi SMU ini yang mempunyai jumlah siswa 610 orang yang terdiri dari siswi perempuan 402 orang dan siswa laki-laki 208 orang dari kelas I sampai kelas III (Data TU SMUN 1 , )

1.2    Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi dari prasurvei tesebut diatas adalah :
1.2.1    Dinegara maju insiden kanker payudara 87 per 100.000, angka kematianya kira-kira 27 per 100.000 (Tambuan 1995 : 26). Diantara tumor ganas ginekologi kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di Indonesia. (Ramli,  2000 : 75).
1.2.2    Kira-kira sepertiga dari penyakit kanker payudara dapat ditemukan cukup dini untuk dapat disembuhkan. Dibagian bedah FKUI/RSCM selama tahun 1971-1978 dari 735 kasus penderita kanker payudara 267 (40%) masih merupakan kasus yang dapat dioperasi.
1.2.3    Dari 20 siswa perempuan di SMU N 1 terdapat 18 siswi perempuan yang belim mengetahui tentang masalah SADARI.

1.3    Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di SMU N 1 tahun ”

1.4    Pertanyaan Penelitian
Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang periksa payudara sendiri (SADARI) di SMU N 1 ,

1.5    Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1.5.1    Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tengang SADARI di SMU Nenegri 1 tahun
1.5.2    Tujuan Khusus
1.    Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian SADARI di SMU Negeri 1 tahun
2.    Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang tujuan SADARI di SMU Negeri 1 .
3.    Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tengang kapan waktu melakukan SADARI di SMU Negeri 1 tahun
4.    Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan SADARI di SMU Negeri 1 tahun
5.    Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang hasil pemeriksaan SADARI di SMU Negeri 1 tahun

1.6    Manfaat Penelitian
1.6.1    Bagi Akademi Kebidanan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa khususnya Program Studi Kebidanan.
1.6.2    Bagi Staf Pengajar SMU Negeri 1
Hasil penelitan diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di SMU Negeri 1 dengan cara memberikan materi SADARI pada pelajaran biologi.
1.6.3    Bagi siswi perempuan di SMU Negeri 1
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan pengetahuan bagi siswi SMU Negeri 1 agar dapat melakukan SADARI untuk mendeteksi dini segala kelainan yang ada pada payudara.
1.6.4    Bagi Peneliti
Untuk menambah pengalaman peneliti dan untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang SADARI di SMU Negeri 1 sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai penerapan ilmu yang didapat selama pendidikan.

1.7    Ruang Lingkup Penelitian
Di dalam penelitian akan membatasi ruang lingkup yang diteliti, yaitu :
1.    Subjek
Subjek yang akan diteliti adalah siswi SMU Negeri 1 tahun
2.    Obyek
Obyek penelitian tentang tingkat pengetahuan siswi / remaja putri SMU Negeri I Tahun tentang SADARI.
3.    Lokasi
Lokasi penelitian di SMU Negeri 1
4.    Waktu
Waktu penelitian mulai bulan Januari  sampai dengan

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode147.zip?attredirects=0&d=1

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas (kode146)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditandai dengan demam mendadak, pendarahan dikulit maupun dibagian tubuh lainnya yang dapat menimbulkan syok bahkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dengan perantara nyamuk Aedea Agypti. (Krianto, 2009).
Tentu mencegah selalu lebih baik daripada mengobati artinya kita perlu selalu waspada dengan keberadaan nyamuk penyebab demam berdarah. Nyamuk Aedes Agypti senang sekali tumbuh dan berkembang di genangan air yang bersih, seperti penampungan air, bak mandi, pot bunga, dan gelas. Mungkin tempat – tempat tersebut pernah dikira sebagai lingkungan yang dipilih hewan ini. Oleh karena itu populasi nyamuk ini meningkat di musim hujan. (Satari, 2009)
Penyakit demam berdarah di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1958 sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Mulai saat itu penyakit inipun menyebar luas kepenjuru Indonesia. Kejadian luar biasa (KLB) terjadi pada tahun 1998 dimana Departemen Kesehatan RI mencatat sebanyak 2.133 korban terjangkit penyakit ini dengan jumlah korban meninggal 1.414 jiwa.
Demam berdarah banyak ditemukan didaerah tropis dan sub tropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah di tiap tahunnya. Word Health Organization (WHO) mencatat Negara Indonesia sebagai Negara dengan kasus demam berdarah tertinggi di Asia Tenggara.. (www.Datinkes.worpress.com.2010).
Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia selama tahun 2009 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut data sementara direktorat pengendalian penyakit bersumber binatang kementerian kesehatan, jumlah kasus dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) selama tahun 2009 sebanyak 137.600 kasus dengan 1.170 kematian, sedangkan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2008 sebanyak 126.600 kasus dengan 1.1784 kematian. (http://www.pdpersi.co.id.2010).
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumatera Utara pada tahun 2009 berjumlah 3.210 penderita yang meninggal 38 orang, itu data yang terkumpul hingga November daerah penderita terbanyak adalah dengan 1.275 orang dan 10 orang yang meninggal dunia. (www.google.2010).
Ketika penulis PBL (Praktek Belajar Lapaangan) di Puskesmas pada tahun 2009 lalu, penulis pernah melihat masyarakat melaporkan bahwa didaerahnya ada yang menderita kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dan berdasarkan data laporan sementara Puskesmas Tahun 2009, jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dari bulan Januari – November sebanyak 70 orang dan 3 orang yang meninggal.
Pada tanggal 21 Januari penulis melakukan survey ke Puskesmas , jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) bertambah 5 orang di bulan Desember, jadi jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas pada tahun 2009 sebanyak 75 orang, dan masuk kedalam 10 penyakit terbesar di Puskesmas ini. (Sumber:data Laporan Puskesmas .2009).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis berpendapat bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tergolong tinggi di Puskesmas .Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Kecamatan Wilayah Kerja Puskesmas .

1.2    Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Kecamatan Perjuangan Wilayah Kerja Puskesmas

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Kecamatan Wilayah Kerja Puskesmas .
1.3.2    Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang tanda atau gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Kecamatan Wilayah Kerja Puskesmas .
1.    Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyebab  Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas ditinjau dari penyebabnya.
2.    Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan  Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas ditinjau dari pencegahannya.
3.    Diketahuinya Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas ditinjau dari pengobatannya.

1.4    Manfaat Penelitian
a.    Bagi Masyarakat
Sebagai masukan atau informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Kecamatan Wilayah Kerja Puskesmas .
b.    Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan informasi tentang bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Kecamatan Wilayah Kerja Puskesmas .

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode146.zip?attredirects=0&d=1

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Manfaat Mengkonsumsi Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh (kode145)

ABSTRAK

Air sangat penting bagi kehidupan. Manusia bisa hidup dengan makanan namun manusia tidak anak bisa hidup tanpa air, dalam hidup manusia air mempunyai banyak peranan yang sangat penting mulai dari mandi, mencuci, memasak, sampai semua aktivitas manusia erat hubungannya dengan air. Begitu juga dengan tubuh manusia hampir diseluruh tubuh manusia terdiri atas air, dapat juga dikatakan air terdapat pada sel hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang manfaat mengkonsumsi air putih bagi kesehatan tubuh yang dilakukan di Desa Kecamatan Tahun yang dimaulai pada tanggal 12 – 13 Mei .Dengan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan, menganalisa dan menginterpretasi. Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah semua masyarakat yang tinggal di Desa Kecamatan dengan jumlah populasi sebanyak 300 responden dan peneliti mengambil sebanyak 66 responden untuk dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dengan membagikan lembar kuesioner kepada responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 30 pertanyaan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah dari 66 responden didapati sebanyak 16 responden (24,24%) mempunyai pengetahuan baik, sebanyak 12 responden (18,18%) mempunyai pengetahuan cukup, sebanyak 26 responden (39,4%) mempunyai pengetahuan kurang dan sebanyak 12 responden (18,18%) mempunyai pengetahuan sangat kurang. Bagi masyarakat bukanlah pendidikan yang tinggi yang menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan yang baik, namun kemauan dan motivasi untuk mencari berbagai macam informasi melalui berbagai media, baik media cetak, media elektronik maupun yang lainnya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan.
Kata Kunci    :    Pengetahuan + Manfaat Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
        Air sangat penting bagi kehidupan. Manusia bisa hidup tanpa makanan namun manusia tidak akan mampu hidup tanpa air, dalam hidup manusia air mempunyai peranan yang sangat penting mulai dari mandi, mencuci, memasak dan semua aktifitas manusia sangat erat hubungannya dengan air.
        Setiap orang mutlak membutuhkan air bersih dan sehat, namun untuk memperoleh air yang dapat dikonsumsi bukanlah hal ynag gampang, apalagi di kota-kota besar dimana terjadi pencemaran  yang dapat memperburuk keadaan. Kondisi seperti ini, agak berbeda dengan di desa. Meski di daerah pedesaan belum terdapat saluran air bersih, namun air tanah yang ada masih cukup kondisinya. Meski demikian, kondisi ini akan lebih baik jika mesyarakat mengetahui persyaratan air bersih dan laya untuk kebutuhan rumah tangga.
        Ancaman pencemaran terhadap kualitas air di negara kita sudah serius dan merisaukan. Pencemaran air baik dari limbahindustri. Limbah rumah tangga maupun rumah manusia. Di Negara-negara berkembang menurut laporan World Health Organization sedikitnya 30.000 orang meninggal setiap harinya karena kekurangan air bersih dan fasilitas sanitasi yang kurang sehat. Di daerah rawan banjir seperti Jakarta, sumber air minum penduduk bersumber dari sumur gali dan sumur pompa, sumber-sumber air minum tersebut jelas tidak terhindar dari kotoran,zat-zat atau benda-benda pencemar yang terbawa oleh banjir. (Sumanto,tahun 2008).
        Tahun 2009, tersebut sebuah penelitian ilmiah yang berkaitan dengan pengaruh air minum bagi manusia. Penelitian The Indonesian Religional Hydration Study (THIRST) yang dipimpin Prof.Dr.Ir.Hardiansya MS menemukan, sebanyak 46,1% dari 1200 penduduk Indonesia di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur Sulawesi Selatan mengalami dehidrasi ringan, sedangkan jumlah remaja yang mengalami dehidrasi ringan lebih tinggi dibanding orang dewasa yaitu 49,5%, berbanding 42,5% ditemukan pula penyebab tingginya dehidrasi karena rendahnya tingkat pengetahuan responden akan pentingnya fungsi air bagi tubuh di Desa Kecamatan Tahun .berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan ditemukan sebanyak 32 responden masih menggunakan air yang berwarna kuning dan berbau.
        Dari data diatas maka permasalahan adalah: masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat air bagi tubuh.

1.2. Perumusan masalah
    Berdasarkan latar belakang diatas peneliti membuat permasalahan Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang manfaat mengkonsumsi air putih bagi kesehatan tubuh manusia di Desa Kecamatan Tahun

1.3. Tujuan Penelitian
    1.3.1.Tujuan Umum
        –    Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang manfaat mengkonsumsi air putih bagi kesehatan tubuh.
    1.3.2. Tujuan Khusus
        1.3.2.1  Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang syarat air minum   yang memenuhi standar kesehatan berdasarkan Pengetahuan
        1.3.2.2 Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan jika tubuh mengalami kekurangan cairan berdasarkan Pendidikan
        1.3.2.3    Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang manfaat mengkonsumsi air putih bagi kesehatan tubuh berdasarkan pekerjaan
        1.3.2.4  Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang tentang manfaat mengkonsumsi air putih bagi kesehatan tubuh berdasarkan sumber informasi.

1.4. Manfaat Penelitian
        1.    Masyarakat dapat memahami dampak yang ditimbulkan jika tubuh mengalami kekurangan cairan
        2.    Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang manfaat air putih sebagai sumber kehidupan
        3.    Bagi institusi dapat dijadikan sebagai referensi/bacaan dari perpustakaan akademi keperawatan harapan mama.
        4.    Dari data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya dibidang kesehatan, terutama tentang manfaat air putih bagi kesehatan tubuh.

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode145.zip?attredirects=0&d=1

Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Gizi yang Dibutuhkan Tubuh di Desa (kode144)

ABSTRAK

Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomi yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut.
Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan yaitu : perubahan penampilan bagian wajah, tangan, dan kulit, perubahan bagian dalam tubuh seperti : sistem saraf, perubahan pancaindra, perubahan antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar ketrampilan baru.
Perubahan – perubahan tersebut pada umumnya mengarah kepada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga kepada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari – hari. Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik yaitu rentanya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar.
Berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketuaan antara lain Diabetes Mellitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Reumatik dan Asma sehingga menyebabkan aktivitas bekerja terganggu. Penelitian ini bekerja untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh. Penelitian ini berjenis deskriptif dimana dari 50 responden didapati 26 responden (52%) yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (4%), yang berpengetahuan baik dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 22 responden (44%).
Kata Kunci    : Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Gizi

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
            Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat diseluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada tahun 1968 adalah 45,7 tahun. Pada tahun 1980 : 55,30 tahun, pada tahun 1985 : 58,19 tahun, pada tahun 1990 : 61,12 tahun, dan tahun 1995 : 60,05 tahun serta tahun 2000 : 64,05 tahun. (BDS. 2000)
            Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomi yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio dependency). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut.
            Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan yaitu perubahan penampilan bagian wajah, tangan, dan kulit, perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf, perubahan panca indra, perubahan antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan baru. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.
            Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar. Menurut data SKRT ( Survey Kesehatan Rumah Tangga) masih tinggi. SKRT tahun 1980 menunjukkan angka kesakitan penduduk usia 55 tahun keatas 25,7 persen. Berdasarkan SKRT tahun 1986 angka kesakitan usia 55 tahun 15,1 %. Dalam Penelitian Propil Penduduk Lanjut Usia di Kodya Ujung Pandang ditemukan bahwa lanjut usia menderita
            Berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketuaan antara lain diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, reumatik dan asma sehingga menyebabkan aktifitas bekerja terganggu. Tekanan darah tinggi adalah penyakit kronis yang banyak diderita lanjut usia, sehingga mereka tidak dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari- hari. Jadi langkah yang tepat untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit pada lansia adalah dengan pemenuhan gizi yang memenuhi kebutuhan tubuh.
            Kebutuhan gizi pada lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, dan memperlambat terjadinya usia biologis kebutuhan kalori dasar akibat kegiatan fisik kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat. Kebutuhan kalori pada lanut usia untuk melebihi 1200 kalori. Sebaiknya disesuaikan malam kegiatannya. Kebutuhan protein normal usia lanjut adalah 1 gram / kg BB / hari.
            Makanan yang mengandung lemak hewani harus dikurangi, misalnya daging sapi, daging kerbau, kuning telur, otak, dan lain- lain. Lanjut usia disarankan mengkonsumsi makanan tambahan yang banyak mengandung kalsium ( ca ) atau zat kapur, kebutuhan kalsium lanjut usia adalah 14,1 Mg / kg BB / hari.
            Zat besi perlu diberikan untuk kelancaran pembentukan darah. Lanjut usia perlu diperhatikan berikan buah- buahan untuk mendapatkan vitamin, untuk menghindari konstipasi ( sembelit ). Pada  lanjut usia perlu diberikan cukup makanan yang mengandung serat, misalnya beras tumbuk, akar – akar hijau, kacang – kacangan, buah-buahan, serta banyak minum ( 1500 – 2000 cc ) yang sekaligus berguna membantu kerja ginjal.
( Nugroho, 2008, hal 102 )
            Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang tingkat pengetahuan lansia tentang gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
   
1.2    Rumusan masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan permasalahan yang timbul adalah bagaimana pengetahuan lansia tentang gizi yang diperlukan oleh tubuh.

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1.   Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan lansia tentang gizi yang diperlukan oleh tubuh
1.3.2.   Tujuan khusus
1.    Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia terhadap yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia.
2.    Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia terhadap zat gizi yang dibutuhkan

1.4. Manfaat Penelitian
       1  Bagi Lansia
            Yaitu dapat menambah pengetahuan dan menjadi acuan bagi lansia tentang pemenuhan gizi yang tepat.
       2. Bagi peneliti
            Yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terutama tentang pemenuhan gizi yang tepat yang dibutuhkan lansia.
          3. Bagi Instansi
            Yaitu dapat dijadikan bahan acuan dan referensi di perpustakaan

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul
https://sites.google.com/site/androskripsi/KTI%20Skripsi%20kode144.zip?attredirects=0&d=1