Arsip

Posts Tagged ‘bahaya seks bebas’

Gambaran Sikap Remaja terhadap Bahaya Seks Bebas di Sekolah (kode066)

ABSTRAK

Masa remaja adalah periode yang paling rawan dalam kehidupan seorang manusia, di mana pada masa ini individu tengah berada dalam masa transisi antara masa anak-anak dengan masa orang dewasa. Tidak sedikit permasalahan permasalahan dalam kehidupan remaja, terutama dalam masa kesehatan reproduksi. Salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja yang semakin meningkat setiap tahunnya yaitu mengenai seks bebas. Penelitian yang dilakuakan oleh Synovate Research (September, 2004) tentang prilaku seksual remaja dengan jumlah sampel 450 remaja di 4 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan mengemukakan 44% remaja telah melakukan hubungan seks pada usia   16 -18 tahun. Sementara 16 % lainnya melakukan hubungan seks pada usia 13-15 tahun.Di Jawa Barat, Pekerja seks komersial (PSK) yang mencapai sekitar 250 orang dari sekitar 3899 orang yang mengidap HIV / AIDS. Secara umum pengidap HIV/AIDS didominasi oleh kalangan remaja yang berusia antara 15-29 tahun sebanyak 58%. Tertularnya HIV/AIDS terbanyak melalui jarum suntik atau pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza) yang mencapai 2747 orang dan seks bebas sebanyak 840 orang (Sumber Harian Seputar Indonesia, Jum’at 12 Desember 2008). Jumlah kasus HIV/AIDS di kota merupakan wilayah kedua terbanyak, dengan 187 kasus. Dalam kurun waktu 2004-2007, jumlah pengidap HIV di Kota mencapai 558 orang, sedangkan penderita AIDS 441 orang ungkap Direktur Program Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Sehati, Novan Andri Purwansjah di .
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap remaja terhadap bahaya seks bebas di tahun .
Penelitian ini menggunakan data primer. Responden penelitian adalah siswa-siswi yang berjumlah 41 orang. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden mempunyai sikap positif terhadap bahaya seks bebas.
Mengacu pada hasil penelitian ini, perlunya diadakan pembelajaran mengenai seks di sekolah untuk lebih memperkenalkan kepada murid. Dan diharapkan orang tua dan guru mampu menanamkan maral agama sedini mungkin kepada anak atau murid agar kelak dapat membentangi hidup mereka dari perubahan-perubahan yang buruk.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Konfrensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (Intrnational Conference on Population and Developmen) tahun 1994 di Kairo mengeluarkan program aksi mengenai kependudukan dan pembangunan. Salah satu program aksi itu adalah hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi. Kelompok sasaran dalam program aksi tersebut tidak hanya kelompok pasangan usia subur, namun juga remaja (Hidayat, 1999)
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, pada masa ini terjadi berbagai perubahan dan perkembangan yang cepat, baik fisik mental maupun psikososial. World Health Organization (WHO) membedakan dua kelompok usia kaum muda yaitu 10 – 19 tahun sebagai (adolescence), dan 15 – 24 tahun sebagai (youth).
Perubahan alamiah dalam diri remaja sering berdampak pada permasalahan remaja yang serius. Pada hakekatnya permasalahan yang dihadapi remaja bersumber pada perubahan organo-biologik akibat pematangan         organ-organ reproduksi yang sering tidak diketahui oleh remaja itu sendiri. Perubahan ini akan memberikan dorongan psikologis dan emosional tertentu yang tidak jarang menimbulkan kebingungan dalam diri remaja serta orang disekitar remaja seperti orang tua, guru, atau teman sebayanya (Soejati, 2001). Oleh karena itu, remja perlu dipersiapkan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang akan dialaminya sehingga tidak trejebak dalam konflik yang akhirnya akan mengganggu proses perkembangan remaja itu sendiri.
Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi risiko-risiko kesehatan reproduksi. Kebutuhan akan peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja semakin menjadi perhatian di seluruh penjuru dunia. Risiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan misalnya tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidak setaraan jender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun gaya hidup yang populer.
Masalah kesehatan reproduksi remaja yang semakin meningkat setiap tahunnya yaitu hubungan seks bebas. Topik penelitian tentang masalah keshatan reproduksi remaja khususnya seks bebas mengalami perkembangan yang cukup berarti.
Penelitian yang dilakuakan oleh Synovate Research (September, 2004) tentang prilaku seksual remaja dengan jumlah sampel 450 remaja di 4 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan mengemukakan 44% remaja telah melakukan hubungan seks pada usia 16 -18 tahun. Sementara 16 % lainnya melakukan hubungan seks pada usia 13-15 tahun.
Di Jawa Barat, Pekerja seks komersial (PSK) yang mencapai sekitar 250 orang dari sekitar 3.899 orang yang mengidap HIV / AIDS. Secara umum pengidap HIV/AIDS didominasi oleh kalangan remaja yang berusia antara 15-29 tahun sebanyak 58%. Tertularnya HIV/AIDS terbanyak melalui jarum suntik atau pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza) yang mencapai 2.747orang dan seks bebas sebanyak 840 orang (Sumber Harian Seputar Indonesia, Jum’at 12 Desember 2008)
Jumlah kasus HIV/AIDS di kota merupakan wilayah kedua terbanyak, dengan 187 kasus. Dalam kurun waktu 2004-2007, jumlah pengidap HIV di Kota mencapai 558 orang, sedangkan penderita AIDS 441 orang ungkap Direktur Program Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Sehati, Novan Andri Purwansjah di .
Dengan tingginya dampak dari pergaulan dan seks bebas khususnya di kota , maka penulis sangat tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap remaja terhadap bahaya seks bebas. Dan penulis mencoba mengambil sampel pada remaja di di kota .

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, mendorong penulis untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan sikap remaja terhadap bahaya seks bebas.

1.3    Pertanyaan Penelitian
1.3.1    Bagaimanakah gambaran sikap remaja terhadap bahaya seks bebas di tahun ?
1.3.2    Bagaimana gambaran jenis kelamin remaja di tahun ?
1.3.3    Bagaiman gambaran umur remaja di tahun ?
1.3.4    Bagaimana gambaran pengetahuan remaja di tahun ?
1.3.5    Bagaimana gambaran keterpaparan media informasi yang diperoleh remaja di tahun ?

1.4    Tujuan Penelitian
1.4.1    Tujuan Umum
Mengetahui gambaran sikap remaja terhadap bahaya seks bebas                   di tahun
1.4.2    Tujuan Khusus
1.4.2.1    Diperoleh frekuensi sikap remaja terhadap bahaya seks bebas          di tahun .
1.4.2.2    Diperoleh distribusi frekuensi jenis kelamin remaja di tahun .
1.4.2.3    Diperoleh distribusi frekuensi umur remaja di tahun .
1.4.2.4    Diperoleh distribusi frekuensi pengetahuan remaja di tahun .
1.4.2.5    Diperoleh distribusi frekuensi keterpaparan media informasi remaja di tahun .

1.5    Manfaat Penelitian
1.5.1    Bagi Sekolah
Meningkatkan pemahaman akan pentingnya pendidikan seks pada remaja dan sebagai bahan masukan dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai bahaya seks bebas.
1.5.2    Bagi Institusi
        Meningkatkan saling pengertian dan kerjasama antara mahasiswa dan staf  pengajar, serta sbagai bahan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan sikap remaja terhadap bahaya seks bebas.
1.5.3    Bagi Peneliti
        Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian, meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyaraka, dan mengembangkan daya nalar, minat  dan kemampuan dalam bidang penelitian.

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul

Gambaran Pengetahuan tentang Seks Bebas pada Mahasiswa yang Tinggal di Kost (kode061)

ABSTRAK

Seks bebas merupakan maraknya pergaulan bebas dikalangan remaja akhir-akhir ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pendidikan seks yang jelas dan benar. Dari itu perlu memberikan pengarahan yang jelas dan benar tentang seks bebas tersebut diharapkan dapat menurunkan prilaku seks tersebut, penelitian ini menggunakan ekstristip yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang seks bebas di kost Kompleks . Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei sampai dengan Juli 2010. Metode pengumulan data dengan cara membagikan Quisioner. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh dengan mengambil sampel seluruh populasi yang berjumlah 20 orang (responden). Dari hasil penelitian didapatkan gambaran pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas yang tinggal di kost berdasarkan pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (70%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (30%), 20 orang (100%), berdasarkan gambaran mahasiswa tentang seks bebas agar tidak melakukan seks bebas dan berganti-ganti pasangan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 19 orang (95%) dan minoritas berpengetahuan baik 1 orang (5%). Dengan ini diharapkan bagi mahasiswa untuk mengetahui bahaya seks bebas serta berpikir akan penyakit yang mungkin akan ditimbulkan seks bebas dengan cara mendapatkan sumber-sumber tentang pengetahuan seks dari berbagai media, pergaulan, lingkungan, dan pengalaman orang lain.   
Kaca Kunci     :    Pengetahuan, Seks Bebas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Maraknya pergaulan bebas dikalangan remaja akhir – akhir ini, hal ini disebablan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pendidikan seks yang jelas dan benar. Pendidikan seks kebanyakan hanya diketahui penjelasn teman, emmbaca buku – buku porno, melihat gambar – gambar porno dari buku maupun dari internet. Semua pengetahuan yang serba tanggung ini justru membuat banyak remaja malah mencoba mencari tahu dengan cara melakukan sendiri. Pada umumnya mereka kurang menyadari akibat yang ditimbulkan dari kegiatan seksualitas, akibat pemahaman yang keliru. Banyak remaja yang mengalami frustasi kegagalan memperoleh kehidupan yang lebih baik bahkan ada yang bunuh diri. Ada banyak sekali cerita di masyarakat atau berita di majalah, surat kabar, radiom dan televise yang menceritakan segala akibat buruk yang dilakukan remaja karena kesalahan dalam melakukan aktivitas seksual. Pernikahan dini yang berujung pada perceraian sewaktu pernikahan belum seumur jagung banyak kita jumpai. Selain itu ada juga yang melakukan aborsi yang mereka ambil sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan masalah ini. Justru sering muncul masalah baru, infeksi pada alat reproduksi ketidakmampuan untuk hamil lagi, bahkan kematian adalah resiko – resiko yang dapat saja muncul karena dilakukannya tindakan aborsi, belum lagi penyakit menular seksual karena sering berganti – ganti pasangan.
Pendidikan seks sebenarnya sudah dikenal sejak masa seseorang dilahirkan baik laki – laki maupun perempuan akan terus mengalami perkembangan seksual secara fisik dan anak – anak sampai memasuki usia remaja, yang dipengaruhi oleh hormon seks laki – laki dan perempuan, sejalan dengan berlalunya waktu, perkembangan resiko seksual (termasuk biologis dan fisiologis). Kedua perkembangan itu harus berjalan seimbang karena dapat mempengaruhi kehidupan seksualnya ketika memasuki gerbang perkawinan. ((Ajen Dianawati, 2003).
Dengan melihat haset dari berbagai pendapat dan juga dari pendataan yang dilakukan tentang gambaran tentang bahayanya seks bebas satu cara yang efisien dan efektif adalah membekali anak kos dengan pengetahuan dan pemahaman prilaku yang sehat untuk mengetahui gambaran tentang seks bebas pada mahasiswa yang tinggal di kost Kompleks .
Saat ini prilaku seks bebas dikalangan remaja semakin menggejola  dan merajalela ini dapat ditangani antara lain dari kasus aborsi yang dilakukan para remaja. Menurut Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), perkiraan angka aborsi di Indonesia berkisar 2,3 juta – 3 juta pertahun di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Lampung sekitar 0.4 – 5%, Surabaya 2,3%, serta Bali 4,4% hasil penelitian lain yang lebih fantastis lagi 21 – 30% remaja Indonesia di kota besar seperti Bandung, Jakarta dan Yogyakarta telah melakukan hubungan seks pranikah. Kondisi seperti ini masih diperparah lagi dengan merebaknya penyakit seks menular dikalangan remaja. Dari 14,628 kasus HIV / AIDS, 242 kasus  diantaranya adalah anak muda usia 15 – 19 tahun. (www.Google.com.BKKBN.2008).
Dari melihat hasil dari berbagai pendapat dan juga dari pendataan yang dilakukan terhadap pengetahuan remaja akan bahayanya seks bebas sungguh memperhatikan, salah satu cara yang efesien dan efektif adalah membekali remaja dengan pengetahuan dan penanaman prilaku yang sehat untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Seks Bebas Pada Mahasiwa Yang Tinggal di kost Kompleks .

1.2    Rumusan Masalah
Adapun pada rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Tentang Seks Bebas Pada Mahasiswa Yang Tinggal di kost Kompleks .

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk memperoleh Gambaran Pengetahuan Tentang Seks Bebas Pada Remaja Yang Tinggal Pada Mahasiwa Yang Tinggal di kost Kompleks .
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Tentang Seks Bebas
2.    Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Tentang Resiko bahayanya Seks Bebas
3.    Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Tentang Seks Bebas supaya tidak melakukan seks bebas/berganti – ganti pasangan

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan masukan kepada mahasiwa tentang bahayanya seks bebas
1.4.2    Bagi Orang Tua
Sebagai masukan / informasi bagi orang tua untuk menjelaskan masalah – masalah seks bebas kepada anak – anaknya
1.4.3    Bagi Anak Kost
Sebagai masukan pada mahasiswa yang tinggal di kost supaya dapat menghindarkan perbuatan – perbuatan seks bebas

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul